
Dia mampu membaca permainan dan menahan tendangan penalti lawan.
Spesialis penalti menjadi milik Ferry dan sudah dibuktikannnya dalam 5 kali adu penalti dan selalu menjadi penentu, tiga gelar
Piala Indonesia dan Liga Super Indonesia adalah bukti kemampuannya.
Terakhir, kala dia menahan dua algojo Persipura di perempat final Piala Indonesia musim 2009/2010 lalu, jauh sebelumnya Persipura juga kalah dalam adu penalti, karena kemampuan Ferry membaca arah tendangan sang algojo di musim 2007/2008.
Sepanjang musim 2011/2012 ini, Ferry kembali memperlihatkan kemampuannya, ketika bek Nova Arianto melakukan pelanggaran terhadap Indra Setiawan dan wasit Nazarudin menunjuk titik putih.
Saat itu, SFC sudah unggul 3-1 atas Deltras. Ferry tetap tenang. Dia kemudian mampu membaca arah tendangan keras Walter Brizuela dan mengagalkannya, sebelumnya dua kali Ferry berhasil mematahkan peluang tim lawan.
Bisa saja Deltras bangkit jika penalti Brizuela itu berhasil karena skor menjadi 3-2 dan mereka bisa mengejar ketinggalan untuk kemudian menyamakan kedudukan.
Pelatih Deltras Jorg Peter pun mengakui itu, satu penalti sebenarnya peluang untuk mengejar ketinggalan, tetapi gagal, sementara lini belakangnya kerap kehilangan posisi.
"Kami tidak mampu mengejar ketinggalan," jelasnya.
Sementara Pelatih Kas Hartadi memuji kemampuan Ferry Rotinsulu. Menurutnya, itulah kelebihan Ferry.
"Dia spesialis penahan tendangan penalti, itu kelebihan dia," puji Kas.
Dalam laga ini Ferry menerima satu kartu kuning ketika melanggar Amos Mara yang memasuki areal pertahanannya. Namun dipastikan dia baru menerima satu kartu kuning dan bisa tampil saat menjalani laga tandang lawan PSAP Sigli dan PSMS Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar